Perbandingan Singkat NGINX dengan Apache

Ada dua web server yang paling populer saat ini adalah Apache dan NGINX. Web server ini berfungsi untuk mengirimkan konten melalui internet serta mentransmisikan data antara sistem host dan browser pengguna.

Di artikel ini, kami akan membandingkan secara singkat NGINX dengan Apache

Apache

Web server Apache dirilis pada tahun 1995 oleh Apache Software Foundation yang sampai saat ini masih mengelolanya. Apache merupakan web server yang paling banyak digunakan di awal-awal munculnya world wide web, dan tetap populer hingga sekarang.

Saat ini, Apache HTTP Server mendukung sekitar 30% website di seluruh dunia. Web server ini kompatibel dengan banyak sistem operasi, seperti Microsoft Windows, OpenVMS, dan OS Unix-like lainnya seperti Linux dan macOS.

Server ini mendukung berbagai protokol komunikasi, termasuk HTTP, HTTPS, WebSocket, dan HTTP/2.

Server Apache sangat populer dengan sistem modulnya yang fleksibel dan mampu menghasilkan performa optimal. Dengan modul ini, pengguna bisa menambah atau menghapus fungsi dengan mudah untuk mengonfigurasi servernya sesuai kebutuhan.

Keunggulan Apache terutama terletak pada fleksibilitasnya. Server ini menyediakan akses root untuk memodifikasi file konfigurasi utama sehingga pengguna yang tidak memiliki hak istimewa bisa mengontrol beberapa pengaturan server. Namun, penggunaan memori servernya bisa lebih boros.

Nginx

NGINX, yang dibaca “Engine X“, adalah salah satu web server terbaik yang cepat dan mudah diatur sesuai kebutuhan. Server ini juga gratis dan open-source, namun saat ini lebih populer di kalangan pengguna daripada Apache.

Web server ini dikembangkan di tahun 2002 sebagai solusi dari masalah C10K pada awal-awal munculnya world wide web. Saat itu, banyak web server yang hanya bisa menangani 10.000 koneksi secara bersamaan.

NGINX dirilis dengan arsitektur asinkron dan berbasis event sehingga mampu memproses banyak permintaan klien sekaligus. Web server ini bisa menangani banyak traffic dengan spesifikasi hardware minimal dan menyajikan file statis dengan cepat.

Selain sebagai server, web developer menggunakan NGINX sebagai load balancer atau penyeimbang beban untuk meningkatkan efisiensi dan ketersediaan resource sistem host.

Selain itu, NGINX juga bisa bertindak sebagai reverse proxy, yaitu perantara yang mendistribusikan permintaan konten secara merata untuk memastikan kelancaran traffic antara server dan klien.

Sementara itu, NGINX memiliki performa yang lebih baik untuk menangani permintaan konten statis dan melayani banyak klien secara bersamaan, serta penggunaan resource yang lebih efisien. Server ini cocok untuk website yang memiliki halaman web kompleks dan volume traffic yang tinggi.

Selain itu, NGINX juga multi-fungsi. Pengguna bisa memanfaatkannya sebagai web server, reverse proxy, load balancer, atau penyimpanan cache. Namun, server ini secara default tidak bisa memproses konten dinamis dan membutuhkan server aplikasi back-end.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *